
Hari raya Nyepi adalah salah satu hari suci agama Hindu yang dirayakan setiap setahun sekali yaitu pada hari pertama Sasih Kedasa. Hari raya Nyepi dilakukan dalam rangka menyambut Tahun Baru Caka. Dalam Perayaan Nyepi dilakukan penyucian bhuwana agung dan bhuwana alit untuk mewujudkan kesejahteraan, keseimbangan dan kebahagiaan lahir batin (jagadhita dan moksa), terbinanya kehidupan yang berlandaskan satyam (kebenaran), siwam (kesucian), dan sundaram (keharmonisan/ keindahan).
Satu hari sebelum melaksanakan Tapa Brata Penyepian dilaksanakan prosesi ogoh- ogoh serangkaian dengan upacara Tawur Kesanga yang merupakan sebuah ekspresi kreatif masyarakat Hindu di Bali, di dalam memaknai perayaan pergantian Tahun Caka. Masyarakat menciptakan ogoh-ogoh bhutakala sebagai perlambang sifat-sifat negatif yang harus dilebur agar tidak menggangu kehidupan manusia. Ogoh-ogoh Bhutakala yang diciptakan kemudian dihaturkan sesaji natab caru pabiakalan sebuah ritual yang bermakna nyomia, mengembalikan sifat-sifat bhutakala ke asalnya. Ritual tersebut dilanjutkan dengan prosesi ogoh-ogoh, seluruh lapisan masyarakat bersama-sama mengusung ogoh-ogoh mengelilingi jalan-jalan desa dan mengitari catus patha sebagai simbol siklus sakral perputaran waktu menuju ke pergantian Tahun Caka yang baru. Setelah ritual dan prosesi Ngerupuk tersebut ogoh-ogoh bhutakala itupun diprelina, mengembalikan keasalnya dengan dilebur atau dibakar. Terkait dengan upacara Tawur Kesanga dan ritual Ngerupuk tersebut, prosesi ogoh- ogoh mengandung dua makna yaitu mengekspresikan nilai-nilai religius dan ruang-waktu sakral berdasarkan sastra-sastra agama, dan merupakan karya kreatif yang disalurkan melalui ekspresi keindahan dan kebersamaan.
Mengingat peranan penting ogoh-ogoh dalam perayaan hari raya Nyepi dan sebagai bentuk kreatifitas remaja Hindu Bali dalam melestarikan adat, seni dan budaya.
Adapun tujuan dari kegiatan pembuatan ogoh – ogoh ini yaitu, untuk merayakan pergantian Tahun Çaka dan menyambut Tahun Baru Çaka 1946 secara tertib dengan semangat kebersamaan, untuk mengekspresikan nilai-nilai religius dan ruang-waktu sakral berdasarkan sastra-sastra agama, mendorong jiwa kreatifitas generasi muda yang terhimpun dalam wadah Sekaa Truna Truni untuk menyalurkan eskpresi seninya, meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan truna- truni Desa Batur Utara, mempererat hubungan kekeluargaan dan kebersamaan masyarakat Batur pada umumnya dan ST. HMC pada khususnya, dan melestarikan adat, seni dan budaya Bali.
Terkait hal tersebut hari ini Selasa, 05 Maret 2024 kami pemerintahan desa telah melakukan kegiatan pembinaan kepada Sekha Truna Truni Hitta Mahada Craya dimana tema pembinaannya terkait hal menyambut hari raya nyepi tahun caka 1946 yang mana dilakukan di Balai Desa Serba Guna Desa Batur Utara yang dihadiri oleh Bapak dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangli, Sekretaris Desa Batur Utara, BPD Desa Batur Utara, Kelihan Dinas Desa Batur Utara, Kasi yang membidangi dan Staf lainnya, begitu juga dihadiri oleh STT HMC (Sekha Truna Truni Hitta Mahada Craya) Desa Batur Utara, dilaksanakan pada pukul 09.00 Wita sampai 12.00 Wita

